aku merasa berbeda
apapun itu dan bagaimanapun keadaannya
aku selalu merasa tidak sebanding
dan mungkin bahkan karena aku masih di tangga ketujuh
dari dua puluh tempat orang-orang berdiri
hanya bisa berdiri dibalik pintu
ketika orang berlalu-lalang mencari senyuman
entahlah, aku bukan padai menyulam kata
aku pun bukan yang pandai mengalun bahasa
hanya saja aku masih merasa bersekat
tanpa mampu berucap apa yang tertahan di hati dan pikiran
belum. mungkin hanya belum
aku lebih suka untuk memendam
karena aku terlalu malas membuka mulut
bukan karena tidak percaya pada lawan bicaraku
bukan. bukan hanya pada satu personal
bahkan kepada siapapun
ketika tertawa bisa sedikit melegakan
dan sendiri seakan menjadi boomerang
aku hanya bisa rindu
mereka yang jauh disana
yang mampu mengukir senyum terikhlasku
itulah mengapa aku berucap,
"nyata tak selalu bahagia"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar