Kamis, 23 Januari 2014

Berburu Beasiswa

Well, ini cerita tentang perjuangan saya berburu beasiswa di UNDIP. Semenjak jadi mahasiswa di Teknik Lingkungan UNDIP tahun 2011 lalu, satu hal yang ingin saya dapatkan adalah beasiswa. Iya, saya amat menginginkan beasiswa. Ga peduli dan ga tau menau beasiswa apa, yang penting dapat beasiswa. Beasiswa untuk uang jajan tambahan minimal sedikit bisa meringankan beban orang tua.

Di tahun pertama saya tertarik gabung di Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa BEM KM UNDIP 2012. Kementerian ini adalah yang mengurus dan mengkoordinir atau sebagai pusat informasi mengenai beasiswa yang ada di UNDIP. Saat itu yang terpikir adalah, jika saya masuk, informasi beasiswa akan lancar dan mudah2an saya bisa diterima di salah satu beasiswa yang ada. Agak sedih, karena sebagian besar pengurusnya adalah penerima beasiswa dan sebagian lagi belum mendapat beasiswa apapun. Kadang miris, ketika orang yang sebenarnya lebih mampu dari saya bisa dapat beasiswa dengan mudahnya.

Pengalaman pertama daftar beasiswa dari salah satu bank besar di Indonesia. Sistemnya daftar online, dan perjuangan saya terhenti di daftar online. Karena ga ada kabar hingga berminggu-minggu hingga akhirnya saya berkesimpulan kalau saya GAGAL. Oke, mungkin karena niat saya belum lurus saat itu.

Pengalaman kedua. Untuk yang kali ini hanya sebatas niat. Niat curang! Curang dalam hal dokumen. Alhamdulillah ga sampai mendaftar karena niat saya buruk yaitu berniat ingin daftar beasiswa yang mengharuskan pakai Surat Keterangan Tidak Mampu atau Rekening listrik. Karena kebetulan saya dari keluarga yang pas-pasan. Dibilang ga mampu juga masih banyak yang lebih ga mampu, tapi dibilang mampu juga sering mengalami kesulitan dalam keuangan. Akhirnya saya mengurungkan niat saya. Karena dipikir-pikr, untuk apa dapat beasiswa dengan cara yang tidak halal kan? lagi-lagi saya harus meluruskan niat saya...

Perngalaman ketiga. Saat liburan semester III diajak salah satu teman untuk ikut daftar beasiswa PPA. Awalnya semangat saya tinggi karena persayaratannya tidak membutuhkan dokumen seperti SKTM dan rekening listrik, IPK (alhamdulillah) diatas 3. Tapi harus mengorbankan waktu libur dengan kembali ke Semarang untuk mengurus semua dokumen dan ternyata mengharuskan membuat PKM. Saya terlambat, ditambah rasa malas yang menyelimuti saya untuk tidak beranjak dari kampung halaman. Akhirnya saya tidak jadi daftar. Dan, saya sempat menyesal karena ternyata teman-teman saya banyak yang diterima. bahkan yang keadaan ekonominya jauh lebih dari saya! agak nyesek sih.. tapi ya, lagi-lagi saya harus meluruskan niat saya karena saya sangat sadar usaha saya belum sebanding seperti mereka.

Pengalaman keempat. Tetiba dapat info sosialisasi tentang beasiswa Sobat Bumi dari Pertamina Foundation. Alhamdulillah nya saya kenal dengan salah satu penerimanya. Jadi informasi lancaarrrrr. Akhirnya saya daftar. Ini satu-satunya beasiswa yang saya sangat kerja keras untuk bisa keterima. Persyaratannya itu loh yang wow banget. Ini beasiswa untuk "pecinta lingkungan". Alhamdulillah saya ada background dari jurusan Teknik Lingkungan, ditambah berkecimpung di organisasi Kelompok Studi Lingkungan. Saya pikir ini point plus untuk saya. Tapi persyaratan tidak hanya sampai itu saja, karena ternyata harus memakai surat keterangan baik dari kepolisian. And you know what? ini teramat sangat ribet ngurusnya. untungnya saya ngurus bareng teman dekat saya yang satu kos juga. Harus dapet surat keterangan dari RT, RW, dan kelurahan. Ini bener-bener sesuatu. Karena harus bolak-balik cari rumah ketua RT lalu ketua RW yang ditempuh dengan jalan kaki di siang bolong di bulan puasa pula. Ngeluh? Sepanjang perjalanan mungkin ya. Panas.. Haus.. Lapar.. dll deh. Tapi saling menguatkan dan meyakinkan kalau "usaha sebanding dengan hasil". Alhamdulillah surat keterangan sampai kelurahan selesai. Kita bergegas ke Kantor kepolisian. Eh ternyata ga sampai situ aja, setelah surat selesai harus difotocopy dulu baru dilegalisir. huufffhh... tempat fotokopian jauh! jalan kaki lagi karena disana jarang angkot dan kita ga punya kendaraan. Alhamdulillah pas mau balik ke kantor polisi ada angkot yang bersedia nunggu. Pertolongan Allah emang ga disangka-sangka :')
selesailah semua dokumen persyaratan, lalu diserahkan ke rektorat dengan penuh harap dan doa agar usaha ini ga sia-sia.

Pengalaman kelima. Disela-sela nunggu pengumuman dari Pertamina Foundation, saya daftar Beasiswa dari Djarum Foundation. Agak gimana juga sih daftar yang ini. Ga tau kenapa saya daftar tapi biasa-biasa aja. Bahkan ketika harus bolak balik sehari Sukabumi-Semarang di bulan puasa dan ikut psikotest yang ternyata saya GAGAL, ga ada perasaan kecewa sedikitpun. Entah ini pertanda baik atau buruk ya. Tapi di hati kecil saya, entah kenapa feeling nya lebih ke beasiswa dari Pertamina Foundation yang saat itu saya daftar juga tapi pengumumannya setelah Djarum. Saya cuma yakin kalau saya akan dapat beasiswa dari PF. Aamiiin

Dan hari-hari berganti, pengumuman dari PF ga juga ada. Sampai akhirnya dapat sms dari salah satu teman saya di jurusan Teknik Geologi (Widi) yang mengatakan saya masuk 20 besar dari sekitar 100 lebih pendaftar. agak percaya dan ga percaya, saya cek sendiri dan alhamdulillah masuk 20 besar lolos seleksi administratif :") setelah itu harus ikut wawancara. Pewawancaranya ada 4 orang, dari Pertamina pusat, dari PF, rektorat, dan alumni penerima beasiswa Sobat bumi. hiyaaaaaa... deg-degan dan keoptimisan mulai memudar melihat lawan-lawan saya adalah orang-orang hebat dari jurusan masing-masing. Dari 20 orang diambil 10 orang. dan ini lah hasilnya....
alhamdulillah... Segala puji bagi Allah, yang selalu menggenggam mimpi-mimpi hambanya. Akhirnya setelah mencoba beasiswa beberapa kali, beasiswa yang saya dapatkan adalah beasiswa yang saya usahakan dengan sepenuh hati memperjuangkannya. Satu list di daftar keinginan saya sudah tercoret karena mendapatkan beasiswa ini :') Terima kasih Pertamina Foundation. So Proud to be a part of this.
At Gunung Pancar Bogor, 2013

at Gunung Pancar Bogor, 2013
at Petamina Pusat Jakarta, 2013
We are Pertamina Foundation Scholars (Sobat Bumi Semarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar